Perkembangan pemikiran keislaman dalam panggung sejarah telah menunjukkan adanya varian-varian. Varian itu berupa semacam metodologi, kerangka berpikir dan orientasi yang berbeda-beda antara satu pemikiran dengan pemikiran yang lainnya. Fenomena seperti ini pada dasarnya sudah muncul sejak zaman Rasul Saw, dan khulafaurrasyidin.Dan bahkan jika dipetakan, maka pada saat itu terdapat kecenderungan pemikiran yang melahirkan adanya madrasah hadits dan madrasah ra'yi.Akan tetapi perbedaan ke dua madrasah ini belum terlalu nampak, lain halnya ketika memasuki era Dinasti Ummayah dan Dinasti Abbasiyyah, tampil begitu mencolok dalam panggung sejarah dengan seperangkat metodologi dan landasan epistimologisnya.
Runtuhnya kekhalifahan Turki Usmani yang diakibatkan oleh kolonialisme Barat, telah banyak mempengaruhi perkembangan pemikiran keislaman hingga tampil lebih variatif. Kolonialisme telah cukup lama mengendalikan sendi-sendi kehidupan di negara-negara Islam, termasuk denyut kehidupan intelektualisme dunia Islam. Kolonialisme membuat kondisi umat Islam dilemahkan di sektor pemikiran keislaman, sehingga yang muncul adalah kebekuan cara berfikir umat dan merajalelanya tradisi taqlid. Kondisi ini yang mendorong lahirnya gerakan-gerakan pemikiran baru yang masing-masing kemudian menawarkan diri sebagai gerakan pemikiran alternatif.
Kebekuan pemikiran Islam jika dirunut jauh ke belakang sampai penggalan sejarah Islam zaman pertengahan di mana pemikiran Islam kritis dan rasional pasca Ibnu Rusyd - terasa mati karena pintu ijtihad telah ditutup dan rasionalisme dikunci oleh arus deras pemikiran konservatif para ulama. Gema tertupnya pintu ijtihad tidak menghalangi gelombang kesadaran umat untuk mendobrak pintu itu dan memunculkan pemikiran-pemikiran alternatif berikutnya. Masih sejalur dengan tradisi pemikiran di era klasik, perkembangan pemikiran secara dikotomis menempati arus ahlu al-hadīs dan ahlu ar-rayī, walau dalam konteks kekinian dua poros pemikiran itu telah menurunkan beraneka macam varian baru. Pada dasarnya mereka ingin tampil sebagai gerakan pemikiran alternatif dalam menghadapi perkembangan dunia yang kian modern. Tak jarang yang muncul kemudian adalah perdebatan yang tidak sebatas perang wacana tapi juga pergesekan dalam ranah politik. Sehingga fenomena saling hujat antar sesama pemikir Muslim tidak bisa dihindari lagi.
Dalam konteks kekinian, kita melihat ada banyak varian gerakan pemikiran yang lahir di era globalisasi sekarang ini, yang masing masing menawarkan diri sebagai solusi pencerahan,lahirlah kaum liberal yang mengutamakan semangat religio etik, muncullah kaum konservatif yang terlalu mengagungkan masa lalu, kesemua orientasi gerakan pemikiran yang hadir dalam era modern ini bermuara pada satu tujuan, yaitu menuju kejayaan islam masa lalu, cuman berbeda paradigma......
Menilik dari paradigma berpikir kaum liberal,dan adanya vonis kafir dari MUI, maka kita perlu mengeksplorasi paham paham yang ada dalam tubuh kaum yang terlalu mendewakan kebebasan dan pembebasan ini....